Kamis, 30 Desember 2010

Posted by PENJASKES 2008 UNIVERSITAS MULAWARMAN On 07.06 0 komentar

TUGAS PENJAS


Gerakan motorik


Gerakan motorik atau adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia.
 Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.
Pengendalian motorik mempelajari postur dan gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
  • Gerakan refleks
  • Gerakan terprogram
  • Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit
  • Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan
Hal yang banyak dipelajari adalah
Gerakan tangan seperti jenis genggaman, gerakan menjepit (pincer)
Koordinasi antara gerakan berbagai anggota tubuh pada olahragawan, penari atau pemain alat musik, pengendalian gerakan motorik.

Pengertian Gerak Serta Macam & Jenis Gerak : Semu/Relatif, Ganda dan Lurus

Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik keseimbangan awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati.
B. Jenis / Macam-Macam Gerak
1. Gerak Semu atau Relatif Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak sebenarnya (ilusi)
.Contoh :
- Benda-benda yang ada diluar mobil kita seolah bergerak padahal kendaraanlah yang bergerak.
- Bumi berputar pada porosnya terhadap matahari, namun sekonyong-konyong kita melihat matahari bergerak dari timur ke barat.
2. Gerak Ganda
Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap benda-benda yang ada disekitarnya.Contoh :
Seorang bocah kecil yang kurus dan dekil melempar puntung rokok dari atas kereta rangkaia listrik saat berjalan di atap krl tersebut. Maka terjadi gerak puntung rokok terhadap tiga (3) benda di sekitarnya, yaitu :
- Gerak terhadap kereta krl
- Gerak terhadap bocah kecil yang kurus dan dekil
- Gerak terhadap tanah / bumi
3. Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis lurus. Contohnya seperti gerak rotasi bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
  1. Gerak lurus beraturan (GLB)
  2. Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap dan stabil.
Misal :
  1. -  Kereta melaju dengan kecepatan yang sama di jalur rel yang lurus
    - Mobil di jalan tol dengan kecepatan tetap stabil di dalam perjalanannya.
d. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang tidak beraturan dengan kecepatan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Misalnya :
- Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai
- Mobil yang bergerak di jalan lurus mulai dari berhenti





FASE KETERAMPILAN MOTORIK TINGKAT PERTAMA
Fase belajar motorik adalah suatu fase yang manggambarkan keadaan penguasaan keterampilan motorik seseorang dalam dalam melaksanakan gerakan-gerakan olah raga.
Kemampuan seseorang untuk dapat menguasai keterampilan-keterampilan motorik olah raga berbeda-beda,yang disebabkan oleh antara lain :
Perbedaan kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki
Perbedaan usia
Perbedaan pengalaman gerakan
Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan kognitif,
Frekwensi latihan dan sebagainya
Pembagian fase-fase belajar motorik bukan berdasarkan pada tingkat usia,melainkan pada tingkat kemampuan seseorang dalam penguasaan keterampilan-keterampilan motorik olahraga dalam melaksanakan gerakan-gerakan.
Ciri-ciri umum kemampuan fase belajar motorik tingkat pertama
Ciri-ciri umum fase belajar motorik tingkat pertama adalah penguasaan kemampuan motorik dalam bentuk kasar,seseorang yang berada pada fase ini hanya mampu melaksanakan gerakan-gerakan yang dituntut bila situasi dan kondisi mendukung.
Ciri-ciri khusus atau yang banyak dilihat.
 Struktur dasar gerakan tersebut diperlihatkan dalam bentuk yang kasar.
 Irama gerakan :
Kesalahan dalam irama gerakan disebabkan oleh:
1. Individu yang belajar belum memiliki pengalaman dan simpanan
2. Belum dapat mengatur dan mengimpulskan tenaga sesuai dengan kebutuhan otot-otot yng bekerja.
 Hubungan gerakan
Hubungan gerakan dari bagian-bagian grerakan dari satu anggota tubuh ke anggota tubuh yang lain masih belum terkoordinir dengan baik.
 Luas gerakan
Disebabkan karana kemampuan koordinasinya yang memang masih belum terbentuk,dengan demikian prinsip efisiensi dan efektefitas baik dari segi tenaga,waktu dan ruangan yang terpakai belum dapat direalisasikan.
Kelancaran gerakan /aliran gerakan
Aliran gerakan yang ditampilkan masih belum lancar,yaitu masih tersendat-sendat.kurangnya kecepatan dan percepatan tersebut disebabkan karena pengaruh impuls/tenaga yang diberikan.
 Kecepatan gerakan
Belum memiliki kecepatan gerakan yang baik yaitu masih bersifat lamban dan kaku.
 Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Kekonstanan gerakan yang dimiliki oleh individu yang berada pada fase tingkat pertama ini boleh dikatakan tidak ada karenakemampuan yang dimiliki belum stabil atau belum dapat diukur.
 Bayangan gerakan
Bayangan gerakan yang berhasil dibangun oleh individu yang berada pada fase tingkat pertama masih kurang lengkap
 Program gerakan
Artinya program gerakan baru memuat komponen-komponen gerakan yang bersifat umum atau yang penting-penting sajadan belum terperinci.

Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat pertama.
Ciri-ciri pada fase belajar tingkat pertama dapat dilihat pada aspek penerimaan dan pengolahan informasi.
Dalam pelaksanaan aksi-aksi motorik atau gerakan-gerakan olahraga ada 5 indra penerima informasi yaitu : visual (penglihatan), akustik (penalaran), taktil (kulit), kinestik (otot), dan vetibular (alat keseimbangan).
Kelima indra itu tidak hanya berperan dalam penerimaan informasi tetapi juga berperan dalam penerimaan feedback,yaitu tentang gerakan yang sedang berlansung.
Berdasarkan feedback ini dapat dilakukan pengendalian dan pengaturan-pengaturan gerakan-gerakan yang sedang dilakukan misalnya:pengaturan tentang impuls-impuls kekuatan,penmgaturan,dan pengendalian arahgerakan.
Implikasi ciri-ciri fase belajar motorik tingkat pertama ke dalam proses pembelajaran
peran guru pendidikan jasmani sangat lah menentukan pada keberkasilan peserta didik dalam melakukan gerakan yang diajarkan.

FASE BELAJAR KETERAMPILAN MOTORIK OLAHRAGA TINGKAT KE DUA
Ciri-ciri umum fase belajar motorik tingkat kedua ini adalah peningkatan penguasaan kemampuan koordinasi secara halus, yaitu kualitas gerakan yang dilakukan sudah meningkat.
Perkembangan proses belajar pada fase ini datandai oleh beberapa kemajuan dan diwarnai oleh beberapa permasalahan.kemajuan-kemajuan yang diproleh antara lain dapat dilihat dari semakin meningkatnya kualitas gerakan.
Ciri-ciri khusus fase belajar motorik tingkat kedua
Struktur dasar gerakan
Irama gerakan
Hubungan gerakan
Luas gerakan
Kelancaran gerakan
Kecepatan gerakan
Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Bayangan dan program gerakan
Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat kedua
Dalam belajar motorik ada lima indera penerima informasi antara lain :
Mata ( Visueller Analisator )
Kulit ( Taktiler Analisator )
Otot-otot ( Kinesthetischer Analisator )
Telinga ( Akusticher Analisator )
Alat keseimbangan yang terletak pada bagian dalam telinga ( Statico dynamisator )
Kelima indera penerima informasi tersebut dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu :
Alat penerima informasi dari luar
Yaitu informasi yang datang dari luar atau dari lingkungan sipelaku gerakan itu sendiri. Diantaranya : mata, telinga dan kulit.
Alat penerima informasi dari bagian dalam
Yaitu informasi yang berasal dari dalam diri sipelaku gerakan itu sendiri tentang jalannya gerakan baik yang sedang berlangsung. Diantaranya : otot-otot dan staticodynamisator.
Ciri-ciri fase belajar motorik tingkat kedua dan implikasinya kedalam proses pembelajaran
Fase belajar tingkat kedua menuntut aktifitas belajar yang tinggi,untuk dapat melaksanakannya dibutuhkan persiapan-persiapan yang tinggi dari peserta didik.kesiapan yang dimaksud antaralain:
Kesiapan dalam melakukan pengulangan-pengulangan latihan
Kesiapan dalam menerima beban kerja fisik
Kesiapan untuk berkonsentrasi penuh
Serta kesiapan untuk turut aktif dalam proses berfikir
.Jadi tugas utama dari guru pendidikan jasmani dalam hal ini adalah melakukan analisis kesalahan-kasalahan gerakan yang terjadi pada setiap fase gerakan.sehingga peserta didik akan selalu melakukan pengendalian dan pengaturan kembali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama gerakan itu berlansung.
FASE BELAJAR KETERAMPILAN MOTORIK OLAHRAGA TINGKAT KETIGA
Ciri-ciri umum fase belajar motorik tingkat ketiga
Ciri-ciri umum fase belajar tingkat ketiga dapat digambarkan sebagai berikut:
Kemampuan prestasi seseorang yang berada pada fase belajar tingkat ketiga lebih stabil,dan kestabilan prestasi tersebut dapat dilakukan dengan konstan,walaupun dibawah situasi dan kondisi tempat palaksanaan gerakan yang dipersulit.
Peningkatan yang terjadi dalam berbagai aspek antaralain :
Perbaikan dalam mengantisipasi suatu situasi dan kondisi
Perbaikan peran analisator kinentetik,sehingga dapat mengendalikan dan mengatur impuls-impuls tenaga pasa otot-otot yang bekerja sesuai dengan kebutuhan
Perbaikan peran dan fungsi nindra penerima informasi
Perbaikan-perbaikan dalam pengolahaninformasi yang diterima.
Ciri umum berikutnya pada fase belajar tingkat ketiga kestabilan prestasi atau unjuk kerja,individu yang berada pada fase ini mampu melakukan gerakan-gerakan yang sama secara berulang-ulang,sedangkan kualitas gerakan yang ditampilkan pada setiap kali pengulangan cukup konstan.
Ciri-ciri khusus fase belajar motorik tingkat ketiga
Terbentuknya kemampuan automatisasi
Bayangan dan konstruksi bayangan gerakan
Irama gerakan
Pada fase belajar tingkat ketiga ini pelaksanan gerakan terlihat semakin mulus dan lancar,sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan cukup efesien dan efektif baik dalam hal pemakaian ruangan,maupun waktu dan tenaga.
Kecepatan gerakan
Keistimewaan khusus yang dimiliki pada fese belajar tingkat ketiga adalah kemampuannya untuk memanipulasi bentuk-bentuk gerakan.kemampuan untuk melakukan gerak tipu yang tepat hanya dapat dilakukan oleh individu yang memiliki kemampuan antisipasi situasi dan kondisi yang akurat.
Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat ketiga
Ciri-ciri khusus kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi individu yang berada pada fase belajar tingkat ketiga adalah semakin meningkatnya peran dan fungsi analisator informasi kinestetik(otot).
Ciri-ciri lain dari kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat ketiga ditandai dengan semakin meningkatnya peran dan fungsi serta kepekaan alat-alat analisator yang lain seperti: mata, kulit, telinga (staticodynamisator), maka individu yang berada fase ini dapat menerima umpan balik secara lebih banyak dan rinci tentang jalannya suatu gerakan baik yang sedang berlansung,maupun yang baru selesai dilaksanakan.
Ciri-ciri fase belajar motorik tingkat ketiga dan implikasinya kedalam proses pembelajaran
Fase belajar tingkat ketiga merupakan suatu fase untuk menstabilkan kemampuan koordinasi halus yang telah dikuasai.
Bentuk latihan lain yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk peserta didik yang berada pada fase ini adalah latihan dalam bentuk mental-traning.
Latihan-latihan mental akan dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan:
- Kemampuan mengantisipasi perubahan situasi yang akan terjadi dan efek dari perubahan tersebut
- Kemampuan ketetapan gerakan
- Kemampuan melaksanakan gerakan secara ekonomis,baik dari segi
waktu,tenaga,maupun
ruangan yang dipakai
- Kemampuam ketetapan pengambilan keputusan
KOORDINASI GERAK
koordinasi gerak dilihat sebagai pengatur terhadap proses-proses motorik terutama terhadap kerja otot-otot yang diatur melalui sistem persyarafan atau disebut dangan intra muskulare koordination.
Koordinasi gerak meliputi pengkoordinasian kerja otot-otot yang terlibat dalam suatu pelaksanaan gerakan.pengkoordinasian tersebut diatur sedemikian rupa oleh sistem persyarafan.
Yang diatur disini adalah :penyesuaian komponen-komponen kekuatan dan kecepatan yang dibutuhkan oleh otot dalam pelaksanaan gerak sesuai dangan kebutuhan setiap bagian gerak.
Struktur dasar gerakan
Kata struktur diartikan secara sederhana sebagai suatu susunan tertentu maka struktur garak dapat diartikan sebagai strukur gerakan.atau dapat diterjemahkan sebagai susunan dasar dari suatu gerakan atau susunan yang selalu ada dalam pelaksanaan suatu gerakan.
Irama gerakan
Iram gerak adalah ciri-ciri yang menggambarkan ketepatan antara pelaksanaan bagian-bagian gerak dengan dimensi ruang dan waktu yang digunakan atau yang diperlukan pada setiap gerakan.
Untuk mendapatkan kemampuan irama gerakan yang baik,pada dasarnya harus dalakukan latihan-latihan secara berulang-ulang terhadap bentuk-bentuk gerakan yang sama
Hubungan gerakan
Hubungan gerakan adalah:suatui proses transfer impuls tenaga dari suatu bagian tubuh yang lain atau proses transfer impuls dari suatu alat gerak ke alat gerak lain.sehingga terjadi hubungan gerakan.
Indikator yang dapat diamati dari hubungan gerakan yang tidak sempurna adalah :
Terjadinya kelebihan gerakan yang tidak diperlukan yang mengakibatkan terganggunya transfer impuls tenaga untuk gerakan
Kelebihan gerakan tersebut diakibatkan olehimpuls tenaga yang diberikan terlalu besar dari yang dibutuhkan.
Luas gerakan
Luas gerakan adalah : luasnya ruangan atau lintasan yang terpakai dalam pelaksanaan suatu gerakan.
Indikator-indikator yang dapat diamati untuk mengetahui kesalahan luas gerakan antara lain :
Pemakaian luas gerakan untuk pelaksanaan suatu gerakan tidak stabil
Frekwensi gerakan yang terlalu rendah dapat disebabkan karena ruangan yang terpakai untuk pelaksanaan suatu gerakan terlalu luas,sehinggawaktu yang dibutuhkan juga berlebih dari yang semestinya
Frekwensi gerakan yang terlalu tinggi misalnya dalam berlari atau berenang dapat disebabkan oleh ruangan yang terpakai terlalu sempit
Irama gerakan tidak konstan

Kelancaran gerakan
Penyebab kesalahan gerakan atau tidak lancarnya gerakan adalah : kemampuan kondisi (kekuatan,kecepatan,dan daya tahan)dan kemampuan koordinasi yang masih kurang,serta ketidak lengkapan,ketidak mengertian individu terhadap informasi tentang gerakan yang harus dalaksanakan.
Kelancaran gerakan atau aliran gerakan adalah suatu ciri-ciri yang menggambarkan kontinuitas dari jalannya suatu gerakan.
Untuk dapat melihat kelancaran gerakan,indikator yang dapat diamati adalah:
-Kontinuitas jalannya gerakan
- Kecepatan atau percepatan gerakan (terlalu cepat atau terlalu lambat)
Kecepatan gerakan
Dalam pelaksanan suatu gerakan,kecepatan merupakan salahsatu ciri-ciri koordinasi gerakan yang perlumendapatkan perhatian,hal ini disebabkan karena kecepatan sangat menentukan hasil yang ingin dicapai.
Untuk dapat memanfaatkan kecepatan gerakan secara optimal memang sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti : kemampuan mengantisipasi gerakan,kelancaran gerakan dan hubungan gerakan.
Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Ketepatan dan kekonstanan gerakan sangat menentukan sekali terhadap hasil yang ingin dicapai dalam pelaksanaan gerakan.
Ketepatan gerakan dalam artian proses adalah : ketepatan jalannya suatu rangkaian gerakan baik dilihat dari struktur dalam gerakan maupun dilihat dari sistematika gerakan.
Sedangkan ketetapan produk adalah : suatu hasil yang diperoleh dari aktivfitas atau gerakn.
Menurut MEINEL (1977,HAL 180) mengartikan ketepatan gerakan sebagai ketepatan atau kesatuan antara perencanaan gerakan dengan hasil yang diperoleh. Pengertiannya adalah bahwa setiap pelaksanaan gerakan selalu didahului oleh suatu gerakan yang direncanakan pada pusat susunan syaraf.

P3K

       Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa, menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah dan mempercepat penyembuhan.
Seorang pemberi pertolongan pertama bertugas:
  • Memeriksa keadaan tanpa membahayakan diri sendiri, misalnya memeriksa apakah masih ada kabel listrik tegangan tinggi di sekitar korban, atau ada ceceran bahan kimia berbahaya dll.
  • Menenangkan korban dan melindunginya dari bahaya yang mungkin timbul
  • Jika perlu membawa korban kembali ke tempat tinggalnya atau ke tempat sarana medis terdekat.
Sikap tenang dan percaya diri selama menilai situasi dan melakukan perawatan medis yang diperlukan, akan menentramkan semua orang terutama korban dan membuat mereka yakin ia akan mampu mengatasi situasi.
Seorang pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya tergantung dari barang-barang yang ada dalam perlengkapan P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk menggunakan barang apa saja yang ada di sekitarnya, dan apabila perlu ia akan membuatnya sendiri, misalnya tandu darurat, penyangga darurat dan lain-lain.
Hal-Hal Yang Perlu Dicermati
  • Urutan Kejadian; Bagaimana Kecelakaan Terjadi?, Tanyakan pada korban dan saksi mata.
  • Gejala; Dengar baik-baik segala ucapan korban, apakah ia merasa sakit? Lihat secara jelas, bagian tubuh mana yang mengalami pendarahan?Dapatkah digerakkan?
  • Tanda-Tanda; Periksa korban dari ujung kepala hingga kaki dengan cermat, bandingkan ke dua sisi badan korban. Adakah kejanggalan yang terlihat atau teraba? Apakah korban mengenakan tanda-tanda medis seperti gelang medis
  • Perkecil Resiko terjadinya kecelakaan susulan; misalnya terjadi kecelakaan lalu lintas, perkecil resiko terjadinya kebakaran dengan mematikan stater / kunci kontak, segera siagakan alat pemadam kebakaran. Peringatkan Kendaraan lain yang melewati tempat kejadian, seperti dengan memasang segitiga pengaman atau tunjuk beberapa orang untuk mengatur lalu lintas
  • Saksi Mata
Bila korban mendapat kecelakaan karena:
  • Berhubungan dengan Listrik
    Bila korban terkena sengatan listrik tegangan rendah, misalnya di ruang tamu, hentikan aliran listrik dengan mematikan sekering atau mencabut stop kontak. Bila hal ini sulit untuk dilakukan, berdirilah pada permukaan yang kering, misalnya gulungan kertas, keset karet dll, dan sentakkan anggota tubuh korban yang terkena aliran listrik tersebut dengan benda yang bukan menghantarkan arus listrik, misalnya tangkai sapu. Kemudian baru lakukan pertolongan pertama seperlunya. DILARANG MENYENTUHKAN KORBAN DENGAN BENDA BASAH, karena air merupakan penghantar listrik yang baik.
  • Berhubungan dengan Kendaraan Pengangkut Bahan Kimia
    Biasanya kendaraan pengangkut bahan kimia selalu memberikan tanda-tanda peringatan, misalnya apakah cairan yang dimuat mengandung zat beracun, zat mudah terbakar, zat korosif dll. untuk itu kita harus berhati-hati dalam menanganinya. Misalnya kita ragu-ragu untuk menolongnya, usaha paling bagus adalah dengan segera melaporkan kecelakaan tersebut dengan data-data yang ada.
  • Berhubungan dengan Binatang Buas atau Berbisa
    Sebelum kita melakukan pertolongan pertama, alangkah bijaksananya bila kita terlebih dahulu mengecek apakah binatang tersebut masih ada di tempat kejadian atau sudah pergi.
Memindahkan Korban
Kenyamanan dan kondisi cedera harus menjadi pertimbangan utama dalam memindahkan korban. Ada dua hal penting, yaitu:
  • Lebih baik pindahkan barang-barang yang bisa membahayakan korban, bila hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, baru dilakukan usaha memindahkan korban.
  • Jangan memindahkan sendiri korban, bila ada orang lain yang dapat membantu.
Agar cedera korban tidak tambah parah, tunggu sampai orang yang ahli datang karena penanganan yang ceroboh dapat memperparah cedera. Misalnya tulang yang patah dapat merobek pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan hebat. Pilihlah teknik yang sesuai dengan kondisi cedera, jumlah tenaga penolong, ukuran tubuh korban, dan rute yang akan dilewati.
Prinsip-Prinsip dalam mengangkat
  • Berdiri dengan kedua kaki sedikit merenggang.
  • Tegakkan punggung dan bengkokkan lutut.
  • Jaga keseimbangan tubuh
  • Gunakan tumpuan kaki (paha) untuk mengangkat
Peralatan P3K
  • Plester
  • Pembalut berperekat
  • Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
  • Perban gulung
  • Perban segitiga
  • Kain Kasa
  • Pinset
  • Gunting
  • Peniti, dll
Gimana kalau ada temen yang jatuh, patah dan terluka ? Gimana kalau ada temen yang pingsan ? Gimana kalau lagi makan 'keselek' ? Gimana kalau digigit ular berbisa ?

PRINSIP-PRINSIP P3K

Pingsan
- Didengarkan apakah masih ada nafas (prinsip = nafas harus bebas), perhatikan gerakan dada dan perut, kita rasakan nafaskan
- Kalau masih ada nafas, tidak boleh diberi nafas buatan atau memasukkan apapun selama pingsan
- Bila ada benda di mulut/tenggorokan, ambil bendanya tsb, caranya :
- Dimiringkan, 1 tangan didekapkan ke dada dan 1 tangan lurus, 1 kaki ditekuk
- Penolong diantara kepala dan bahu, pegang 1 tangan diatas dahi, dan 1 tangan dibawah dahi
- Gulingkan, ambil benda yang ada di mult/tenggorokan
- Bila sudah diambil bendanya, kembalikan posisi
- Bila tidak ada nafas, beri nafas buatan

Tersedak
- 1 tangan kiri di perut korban
- Korban agak ditundukkan
- Tepuk punggung korban pake buku-buku jari atau tanggal menggepal di tekan di ulu hati
- Lakukan beberapa kali sampai benda yang tersedak bisa keluar

Luka bakar
- Tidak boleh dikasih odol atau obat lain
- Gelembung tidak boleh dipecah
- Luka harus bersih
- Luka baker harus disiram dengan air biasa (tujuannya agar tidak terasa panas)

Digigit Ular
- Diam, posisi duduk
- Tanda ular berbisa, ada 2 taring di bekas gigitan
- Tanda ular tidak berbisa, bekas gigitan biasa
- Prinsip penolongan mencegah bisa ular mengalir naik ke jantung
- Diikat dengan kencang
- Luka yang kena gigitan ditoreh lebar biar darah yang kena bisa ular keluar
- Tidak boleh diisap dengan mulut
- Tiap ½ jam sekali ikatan dilonggarkan agar udara lancar
- Segera dibawa ke RS/puskesmas terdekat


1.      Sejarah Tinju
Kata Tinju adalah terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau "Pugilism". Kata Pugilism berasal dari kata latin, pugilatus atau pinjaman dari kata yunani Pugno, Pignis, Pugnare, yang menandakan segala sesuatu yang berbentuk kotak atau "Box" dalam bahasa Inggrisnya. Tinju Manusia, kalau terkepal, berbentuk seperti kotak. Kata Yunani pugno berarti tangan terkepal menjadi tinju, siap untuk pugnos, berkelahi, bertinju. Dalam mitologi, bapak dan Boxing adalah Poliux, saudara kembar dari Castor, putera legendaris dari Jupiter dan Leda.
Tinju ialah sejenis sukan yang dua orang peserta sama berat melawan antara satu sama lain dengan menggunakan penumbuk dalam siri tempoh satu hingga tiga minit yang dikenali sebagai pusingan. Dalam divisyen Sukan Olimpik dan profesional, peserta (dikenali sebagai peninju) mengelakkan tumbukan lawan sementara cuba menumbuk lawannya. Markah diberikan untuk tumbukan padu yang tepat pada kawasan sah di bahagian hadapan tubuh lawan atas pinggang, dengan tumbukan pada kepala dan tubuh amat bernilai.
Tinju adalah olahraga dan seni bela diri yang menampilkan dua orang partisipan dengan berat yang serupa bertanding satu sama lain dengan menggunakan tinju mereka dalam rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut "ronde". Baik dalam Olimpiade ataupun olahraga profesional, kedua petarung (disebut petinju) menghindari pukulan lawan mereka sambil berupaya mendaratkan pukulan mereka sendiri ke lawannya.

2.      Asal
Bukti terawal membayangkan bahwa sukan tinju tersebar luas di Afrika Utara sejak dari tahun 4000 SM dan di Mediterranean sejak dari tahun 1500 SM.
Raja Thesus, seorang raja Yunani Purba yang memerintah pada sekitar 900 SM dikatakan dihiburkan oleh lelaki-lelaki yang duduk berhadapan satu sama lain dan saling menumbuk sehingga salah satu mereka dibunuh. Dengan berlalunya masa, penumbuk-penumbuk berdiri semasa melawan dan memakai sarung tangan (tidak berpad) dan pembalut pada lengan bawah mereka tetapi selain ini, telanjang semasa bertanding. Diterima sebagai sukan Olimpik (orang Yunani Purba menggelarnya Pygme/Pygmachia) buat pertama kali pada tahun 688 SM, peserta-peserta ketika itu berlatih dengan menggunakan karung tinju (dipanggil korykos). Membebaskan jari-jari mereka, para petinju kemudian memakai pembalut kulit (dikenali sebagai himantes) pada kedua-dua tangan, pergelangan tangan, dan kekadangnya juga pada lengan bawah untuk melindungi mereka daripada kecederaan.
Di Rom Kuno, petinju biasanya merupakan penjenayah dan abdi. Mereka harap menjadi johan untuk mencapai kebebasan mereka. Bagaimanapun, lelaki bebas juga bertinju. Akhirnya, tinju menjadi amat popular sehingga orang bangsawan juga turut bertinju tetapi perbuatan mereka ini diharamkan oleh Raja Augustus. Pada tahun 500, sukan tinju diharamkan sama sekali oleh Theodoric Agung.


3. Perkembanganya
Pertandingan tinju yang pertama tercatat dalam sejarah adalah antara lain melawan Abel. Kitab mahabrata juga mencatat pertandingan-pertandingan tinju, hal mana mendahului pencatatan cerita-cerita perkelahian di antara bangsa Yunani, Romawi, dan Mesir. Petinju terkenal pertama berkebangsaan Yunani bernama Theagenes dari Thaos yang menjadi juara Olympic Games 450 Masehi. Ia melakukan pertandingan sebanyak 1.406 kali dengan menggunakan cetus sarung tinju yang terbuat dari besi. Kebanyakan dari lawan-lawan itu tewas ketika bertarung melawannya.
Meskipun boxing terkenal berabad-abad lamanya sebagai suatu bentuk hiburan, namun seorang Inggris yang bernama James Ping adalah James Broughton, juara britania, yang juga merupakan orang pertama yang menggunakan sarung tinju. Peraturan dan sarung tinju ini di perkenalkan pada tanggal 10 Agustus 1973.



4.      RING
Ring adalah arena tempat pertandingan tinju, didirikan di atas panggung (setinggi ± 1,5 m). Pada tinju era modern ini, ring berbentuk segi empat sama sisi, dan dibatasi oleh tali berjumlah empat pada setiap sisi.
Di dalam ring ada empat sudut. Sudut berwarna merah dan biru untuk kubu para petinju, sedang sudut berwarna putih (atau sudut netral) untuk wasit atau dokter ring yang bertugas atau beristirahat pada masa jeda.




Disebut ring (dari bahasa Inggris yang artinya “cincin”) karena pada awal mula tinju, penonton berdiri melingkari arena pertandingan (membentuk lingkaran), dan saat diadakan penggerebegan (karena waktu itu tinju dianggap ilegal), para atlet (petinju) akan berbaur dengan penonton yang membubarkan diri untuk melepaskan diri dari tangkapan petugas.

5.      TINJU
Tinju adalah olahraga dan seni bela diri di mana dua orang partisipan dengan berat yang serupa bertanding satu sama lain dengan menggunakan tinju mereka dalam rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut “ronde”. Baik dalam Olimpiade ataupun olahraga profesional, kedua petarung (disebut petinju) menghindari pukulan lawan mereka sambil berupaya mendaratkan pukulan mereka sendiri ke lawannya.
Nilai diberikan untuk pukulan yang bersih dan mantap ke bagian depan pinggang ke atas yang sah dari lawan, dengan pukulan ke kepala dan dada mendapat nilai lebih. Petinju dengan nilai yang lebih tinggi setelah sejumlah ronde yang direncanakan akan dinyatakan sebagai pemenang. Kemenangan juga dapat dicapai jika lawan dipukul jatuh dan tidak dapat bangkit sampai hitungan kesepuluh dari wasit (suatu Knockout, atau KO) atau jika lawan dinyatakan tidak mampu melanjutkan pertandingan (suatu Technical Knockout, atau TKO). Untuk keperluan rekor pertandingan, TKO dihitung sebagai KO.

6.      PERATURAN TINJU
A.     Knockdown
Knockdown adalah istilah dalam olahraga tinju yang mendefinisikan seorang petinju terjatuh akibat pukulan, namun berhasil bangkit dan meneruskan pertandingan, sebelum wasit menyelesaikan hitungan sampai 10. Istilah dalam bahasa Inggris ini belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
Petinju yang memukul jatuh lawannya hingga knockdown harus segera menghentikan pukulannya saat lawan terjatuh, dan wajib segera berdiri di sudut putih (sudut netral) yang ditentukan wasit. Jika kedua hal tersebut tidak dipatuhi, wasit berhak memberikan hukuman, dari berupa peringatan sampai dengan diskualifikasi.
Knockdown dalam tinju prefesional dan amatir berbeda.  Perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Knockdown dalam tinju profesional
  • Wasit tidak perlu meneruskan hitungan jika petinju sudah mampu berdiri, dan langsung mengistruksikan kedua petinju meneruskan pertandingan jika petinju yang jatuh sudah siap bertanding kembali. Namun sesuai perkembangan terakhir, demi meningkatkan standar keamanan dalam tinju profesional, sebagian besar badan tinju profesional sudah mengenakan peraturan hitungan sampai delapan saat petinju mengalami knockdown.
  • Lazimnya tidak dikenal peraturan standing eight count, di mana petinju yang goyah karena terkena pukulan telak lawan, meskipun tidak jatuh, akan dianggap knockdown, dan wasit wajib menghitung sampai 8. Ada beberapa peraturan tergantung badan tinju yang meregulasi atau peraturan komisi tinju tempat dilangsungkannya pertandingan, ’standing eight count’ dimungkinkan dalam pertandingan profesional, namun ini jarang terjadi.
  • Dalam tinju profesional, petinju yang terkena knockdown akan terkena pemotongan angka.
2. Knockdown dalam tnju amatir
  • wasit harus menyelesaikan hitungan sampai 8, meskipun sang petinju sudah siap bertanding kembali. Sampai hitungan ke delapan, wasit akan menanyakan apakah petinju siap bertanding kembali. Jika dia menyatakan siap, maka pertandingan diteruskan. Jika tidak ada respons, wasit akan menghitung sampai sepuluh, dan petinju tersebut dinyatakan kalah KO.
  • Dikenal peraturan standing eight count sebagai peraturan standar dari AIBA. Petinju yang terkena pukulan telak, meskipun tidak terjatuh, akan diberi hitungan sampai delapan oleh wasit. Jika petinju tersebut tidak merespons atau menjawab tegas pertanyaan wasit, maka dia akan dinyatakan kalah KO.
  • Petinju yang terpukul ‘Knockdown’ tidak akan dikenai pemotongan angka karena hitungan sampai 8 akibat knockdown dalam tinju amatir dimaksudkan sebagai masa pemulihan (recovery) petinju yang terjatuh atau terkena pukulan telak, bukan merupakan tujuan seperti dalam tinju profesional.

B.     Technical Knockout
TKO adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris technical knockout, hanya dikenal pada tinju profesional. Seorang petinju dinyatakan kalah TKO oleh wasit jika:
  • mengalami cedera atau pendarahan akibat pukulan lawan
  • atas rekomendasi dokter ring yang melihat seorang petinju secara medis sudah tidak laik tanding, agar pertandingan dihentikan (keputusan terakhir ada di tangan wasit)
  • wasit menganggap sang petinju sudah tidak mampu meneruskan pertandingan karena kekuatan sudah tidak berimbang
  • setalah knockdown wasit menganggap tidak perlu menghitung atau tidak menyelesaikan hitungan sampai 10 karena sang petinju dinilai sudah tidak mampu atau kondisinya kritis.
  • pihak sang petinju (pelatih) melemparkan handuk ke dalam ring karena dianggap sudah tidak mampu meneruskan pertandingan
  • terkena hitungan knockdown sampai 3 kali dalam 1 ronde (tidak selalu, tergantung peraturan badan tinju yang digunakan saat pertandingan.
Tetapi dalam tinju amatir, istilah TKO digunakan istilah RSC atau RSF.

7.      Pertandingan tinju Yunani Kuno
Pertandingan tinju Yunani Kuno adalah sejenis olah raga kuno dari setidaknya abad ke-8 SM (berdasarkan puisi Iliad karya Homer) yang dilaksanakan dalam berbagai konteks sosial di Yunani. Sebagian besar bahan sumber mengenai tinju Yunani Kuno yang diketahui ada berada dalam kondisi tidak lengkap atau sekadar legenda sehingga sulit untuk mengetahui peraturan pertandingan, adat dan sejarah olah raga ini dengan rinci. Meskipun begitu, jelas bahwa pertarungan tinju menggunakan sarung tangan tinju merupakan bagian penting dari kebudayaan atletik Yunani Kuno sepanjang zaman klasik awal.
Perlengkapan Tinju Masa Yunani Kuno
Hingga sekitar 500 SM himantes digunakan sebagai pelindung buku jari dan tangan. Himantes merupakan tali kulit yang terbuat dari kulit lembu dengan panjang sekitar 3 hingga 3,7 meter yang membungkus mengelilingi tangan dan buku jari beberapa kali.
Pada sekitar 400 SM sphairai mulai digunakan. Sphairai sangat mirip dengan himantes. Perbedaan terbesarnya adalah adanya bantalan di bagian dalam dan kulit di bagian luarnya lebih keras.
Tak lama setelah sphairai mulai digunakan, oxys juga diperkenalkan dalam tinju. Oxys terdiri dari beberapa balutan kulit tebal yang mengelilingi tangan, pergelangan tangan, dan lengan bawah. Bulu domba dikenakan di lengan bawah untuk menghapus keringat. Penahan yang terbuat dari kulit dikenakan hingga lengan bawah untuk memberikan dukungan yang lebih besar kala meninju dan buku jari juga diperkuat dengan kulit.
Korykos adalah ekivalen dengan kantong tinju modern, digunakan untuk latihan di Palaestra dan diisi dengan pasir, tepung, atau padi-padian.


8.      Wasit Dalam Tinju
Wasit dalam tinju adalah petugas yang dipilih oleh badan tinju untuk mempimpin suatu pertandingan. Wasit dalam tinju profesional tidak diperkenankan memimpin pertandingan tinju amatir, demikian pula sebaliknya, kecuali wasit tersebut sudah dinyatakan tidak terikat dalam badan tinju (profesional atau amatir). Dalam tugasnya, seorang wasit dibantu oleh hakim (berjumlah 3 orang dalam tinju profesional, dan 5 orang dalam tinju amatir), serta seorang dokter ring. Dalam suatu pertandingan tinju, baik amatir maupun, profesional, seorang wasit memegang otoritas tertinggi, sejak ronde pertama sampai terakhir.


9.      JENIS PUKULAN
Cross (tinju),
Pukulan "Cross" dalam tinju bukan merupakan pukulan standar seperti jab, straight, hook atau upper cut, melainkan pukulan modifikasi, merupakan gabungan antara pukulan straight dan upper cut, dengan target rahang atau perut lawan.

Hook (tinju),
Hook dalam bahasa Inggris berarti kait. Dan memang posisi seperti itu yang dilakukan oleh seorang petinju dalam melontarkan pukulan hook. Pukulan hook dapat dilontarkan kedua tangan, kanan dan kiri. Pukulan hook dikenal sangat mematikan dalam tinju.
Jab,
Jab adalah pukulan pembuka dalam olahraga tinju. Pukulan jab berupa pukulan lurus ke depan, bisa mengarah ke muka atau badan lawan. Biasanya, pukulan jab dilontarkan dengan tangan kiri (jika petinju tersebut bergaya ortodoks atau dengan tangan kanan jika petinju tersebut bergaya kidal. Tapi itu bukan sesuatu yang pasti, ada kalanya petinju ortodoks melontarkan jab dengan tangan kanan, dan sebaliknya, tergantung posisi saat melontarkan pukulan.
Pukulan jab, biasanya berfungsi mengganggu konsentrasi lawan atau sekedar pukulan pembuka dalam suatu serangan, namun tidak jarang pukulan jab bisa terlontar dengan keras dan memukul lawan dan membuatnya KO.

Long hook
Pukulan Long hook merupakan pukulan hook yang dilontarkan dari jarak jauh.Dalam tinju, long hook bukan merupakan pukulan standar seperti jab, straight, hook atau upper cut, melainkan pukulan modifikasi, merupakan gabungan antara pukulan straight dan hook.
Petinju Muhammad Ali dikenal yang mempopulerkan pukulan long hook ini. Di Indonesia, pukulan ini dikenal sebagai pukulan Swing. Dalam istilah tinju internasional, istilah pukulan swing ini tidak dikenal, dan lebih dikenal sebagai long hook.
Pukulan long hook ini hanya dikenal dalam tinju profesional, dan tidak dikenal dalam istilah dalam tinju amatir yang hanya mengenal istilah pukulan standar seperti tersebut di atas.

Low blow
Pukulan low blow adalah pukulan terlarang dalam tinju, karena mengarah ke arah bawah perut atau kemaluan lawan yang bisa berakibat fatal. Petinju yang melontarkan pukulan ini, sengaja atau tidak, akan mendapatkan sangsi dari wasit berupa peringatan sampai diskualifikasi.
Rabbit punch
Rabbit punch adalah salah satu pukulan yang sangat terlarang dan sangat berbahaya bagi lawan dalam bertinju. Rabbit punch dilancarkan dari arah atas ke arah bawah, terutama saat lawan sedang dalam posisi merunduk. Sengaja atau tidak, pukulan ini dilarang karena mengincar ubun-ubun atau tengkuk lawan yang sangat berbahaya dan mematikan.

Straight (tinju)
Straight adalah pukulan lurus dalam olahraga tinju. Lazimnya, pukulan straight dilontarkan setelah pukulan Jab, tapi tidak selalu begitu, karena bisa dikombinasikan dengan pukulan lain, sesuai strategi dan kondisi di ring (tinju).
Target utama pukulan ini adalah bagian kepala lawan, tapi bisa juga perut, tergantung situasi dan posisi sang petinju.
Untuk petinju ortodoks (tinju), pukulan straight dilontarkan dengan pukulan kanan(karena tangan kanan lebih keras dari tangan kiri), dan sebaliknya untuk petinju kidal.

Swing
Pukulan "Swing" adalah istilah yang hanya populer di Indonesia, sebetulnya istilah yang diakui secara internasional adalah Long hook yang dipopulerkan oleh Muhammad Ali.
Pada saat pertandingan Muhammad Ali disiarkan oleh TVRI, penyiar dan komentator TVRI menyebut pukulan Long hook ini sebagai Swing, karena gaya melontarkan pukulan seperti mengayunkan tangan dari jarak jauh. Dibarengi dengan gerakan kaki yang lincah, serta pukulam long hook alias swing, gerakan pukulan ini memang benar-benar khas Muhammad Ali, dan sampai sekarang tidak ada yang sanggup menirunya.

Uppercut
Uppercut adalah pukulan pendek dalam tinju, biasanya merupakan pukulan andalan untuk mengalahkan lawan dengan KO. Pukulan upper cut dilontarkan dari bawah, posisi tangan dan siku petinju membentuk huruf "V" dengan sasaran utama perut, ulu hati dan dagu lawan.
Petinju Indonesia Muhammad Rachman dikenal memiliki senjata ampuh berupa uppercut kiri maupun kanan, dan sering memukul KO lawan dengan pukulan ini.

10.   PETINJU LEGENDARIS di INDONESIA
Petinju Amatir
  • Ferry Maoniag – juara Asia 1980 dan peringkat 5 Olimpiade Munich 1972.
  • Pino Bahari – medali emas kelas menengah Asian Games 1990 di Beijing, Tiongkok.
  • Frans van Bronkhorst – juara Asia tahun 1973 kelas welter di Bangkok, Thailand.
  • Wiem Gommies
  • Wiem GommiesSyamsul Anwar – meski tidak pernah merebut gelar juara Asia, tapi kemenangannya atas petinju AS Thomas Hearns pada tahun 1976 di final kejuaraan Piala Presiden yang pertama di Jakarta, membuatnya abadi dikenal sebagai salah satu petinju (amatir) Indonesia yang terbaik. Thomas Hearns kemudian melesat karirnya sebagai juara dunia tinju profesional di lima kelas yang berbeda, dan menjadi salah satu petinju legendaris dunia.


Petinju Profesional
  • Wongso Suseno – juara OPBF kelas welter tahun 1975. Dia merupakan petinju profesional Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar bergengsi tingkat internasional.
  • Thomas Americo – juara OPBF kelas welter yunior, dan petinju Indonesia pertama yang menantang juara dunia, sayang Thomas Americo kalah angka melawan juara kelas welter yunior WBC, Saoul Mamby pada tahun 1981 di Jakarta yang juga merupakan pertandingan perebutan gelar juara dunia yang pertama kali di Indonesia.
  • Ellyas Pical – juara dunia IBF kelas terbang yunior (1985 – 1989). Petinju Indonesia pertama yang meraih gelar juara dunia.
  • Nico Thomas – juara dunia IBF kelas terbang mini (1989)
  • Chris John – juara dunia kelas bulu WBA (2003 – …). Memegang rekor sebagai petinju Indonesia yang paling lama memegang gelar juara dunia, tanpa pernah kalah, dan sampai Mei 2007, Chris John sudah mempertahankan gelar sebanyak 7 kali.
  • Muhammad Rachman – juara dunia kelas terbang mini IBF (2004 – …).




















 



























































































Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer